Tulisan lama kang Jalal yang pernah saya koleksi..Saya juga lupa dari siapa tulisan ini didapat. Semoga betul memang tuliusan kang Jalal. Mohon izin untuk me-repost karena tulisan akang bagus bagus...
Dini hari di Madinah Al-Munawwarah. Aku saksikan sahabat-sahabat berkumpul di masjidmu. Angin sahara membekukan kulitku. Gigiku gemeretak, kakiku berguncang.
Wajahmu bersinar. Angin sahara berubah hangat. Cahayamu memasuki seluruh daging dan jiwaku. Dini hari Madinah berubah menjadi pagi yang indah. Kudengar kau bersabda, "Adakah air pada kalian?"
Beruntung benar sekiranya kubasahi wajah dan tanganmu dengan percikan air dari kantung airku.
Betapa sejuk air itu ya Rasulallah. Betapa harum air itu ya Nabiyallah.
Alangkah bahagianya aku bisa salat di belakangmu, ya Sayyidal Anâm.
Usai salat subuh, kau pandangi kami, masih dengan senyum yang indah itu.
Kudengar kau berkata, "Menurut kalian, siapakah mahluk yang paling menakjubkan imannya?" Kami jawab serempak, "Malaikat, ya Rasulallah."
"Bagaimana mereka tak beriman, bukankah wahyu turun kepada mereka?"
"Bagaimana kalian tak beriman padaku padahal aku berada di tengah-tengah kalian? Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman? Mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan." Aku tahu, ya Rasulallah, kami telah saksikan mukjizatmu. Kulihat wajahmu yang bersinar, kulihat air telah mengalir dari sela jemarimu, bagaimana mungkin kami tak beriman kepadamu. Kalau begitu siapa ya Rasulallah, orang yang kau sebut paling menakjubkan imannya?
Kami terkejut. "Ya Rasulallah, bukankah kami saudaramu juga?"
Kau menjawab, "Benar, kalian adalah para sahabatku. Adapun saudaraku adalah mereka yang hidup setelah aku. Yang beriman kepadaku padahal mereka tak pernah melihatku. Merekalah yang beriman kepada yang gaib, yang menunaikan salat, yang menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan kepada mereka...(QS. Al-Baqarah; 3)"
Kudengar kau berkata, "Alangkah rindunya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku. Alangkah beruntungnya bila aku dapat bertemu dengan saudara-saudaraku."
Suaramu parau dan butiran air mata tergenang di sudut matamu. Kau ingin berjumpa dengan mereka, ya Rasulallah. Kau rindukan mereka, ya Nabiyallah.
Wahai Rasulullah, kau ingin bertemu dengan mereka yang tak pernah dijumpaimu, mereka yang bibirnya selalu bergetar menggumamkan shalawat untukmu. Kau ingin datang memeluk mereka, memuaskan kerinduanmu. Kau akan datang kepada mereka yang mengunjungimu dengan shalawat. Masih kuingat sabdamu, "Barangsiapa yang datang kepadaku, aku akan memberinya syafaat di hari kiamat."